A. DASAR TEORI
Penguat (Amplifier)
adalah rangkaian komponen elektronika
yang dipakai untuk menguatkan daya. Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan
tegangan (V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tengangan yang
lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini
sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai
fungsi penguat frekuensi
audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal
input.Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari
gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini
dinyatakan sebagai berikut: G(dB)=10log(Pout/Pin)).Pout adalah Power atau daya
pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya. Rangkaian Power
Amplifier di bagi dalam berbagai jenis, di antarannya adalah Power Amplifier OT
(Output Transformer), Power Amplifier OTL (Output Transformer Less), Power
Amplifier OCL (Output Capasitor Less) dan Power Amplifier BTL (Bridge
Transformer Less).
Besarnya pengertian
amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain yang dinyatakan
sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali
sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari
daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian input (Pin) dalam bentuk
fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible (dB). Pout adalah Power
atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
Dalam bagian pengertian amplifier pada
proses penguatannya audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting,
yaitu bagian penguat signal tegangan (V) yang kebanyakan menggunakan susunan
transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel.
Masing masing transistor derdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk
membuang panas ke udara, sehingga pada saat ini banyak yang menggunakan transistor
simetris komplementer.
Power amplifier rakitan berfungsi sebagai
penguat akhir dan preamplifier menuju ke drive speaker. Pengertian amplifier
pada umumnya terbagi menjadi 2, yaitu power amplifier dan integrated amplifier.
Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak sertai dengan tone control
(volume, bass, treble), sebaliknya integrated amplifier adalah penguat akhir
yang telah disertai dengan tone control.
Bagian –
bagian dari rangkaian Power – Amplifier :
- Gain :
fungsinya adalah untuk “menurunkan & manaikan” sinyal yg masuk dari sebuah instrument ke amplifier.
gain akan sangat berpengaruh terhadap sound dari instrument yg masuk . jika
gain kita naikan karakter sound akan berubah . ada yg menjadi lebar tetapi
kasar hingga Over ( di luar batas wajar ) dan sterusnya. jadi di gain ini
biasanya kita menentukan kadar karakter sound kita .
- Tone Control :
bagian dimana berfungsi untuk mengolah sinyal suara yg masuk. kita dapat
memainkan sinyal itu dengan memutar / menggeser control tone yang ada. jika
tidak ada tone kontrol ini maka sinyal suara terdengar kecil atau flat biasa
saja . karena tidak ada penambahan power pewarnaan suara. Di bagian inilah
freqwensi suara di olah. Dengan adanya tone control kita bisa lebih mengangkat
sinyal tone treble , midle , low dsb . sehingga sound itu dapat muncul dgn
jelas ke permukaan sekehendak kita yg memainkannya.
- VOLUME : di
amplifier bass/gitar ini sering terletak diujung akhir di bagian Tone control .
fungsinya adalah untuk memperbesar sinyal dari instrument yg sudah diolah
preamp lalu masuk ke bagian PoweR ( Driver ) akirnya Volume bekerja sebagai :
memperbesar suara dari amplifier ke speaker. Semakin besar Volume kita buka
semakin kencang suara yg keluar dari speaker. begitu sebaliknya.
- POWER
AMPLIFIER : ini tugas paling akhir dari bagian sebuah
Amplifier ! dimana tugas power ampli ( driver ) ini adalah untuk mendorong
sinyal yg sudah diolah preamp untuk di teruskan ke bagian speaker . kita
mengenal ada ampli 30, 40, 50, 90 , 100, 120, 200 , 300 watt dan seterusnya. Ini
adalah kekuatan dari daya dorong Power tersebut, akan tetapi itu tidaklah murni
, bisa dimisalkan ukuran 100 watt sudah dihitung dengan suara cacat nya.
dinamakan RMS tidak cacat dan Peak suara cacat.
Komponen Pada
Power – Amplifier
Kapasitor
merupakan salah satu komponen elektronika yang sangat penting fungsinya.
Pengertian kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Selain itu, kapasitor juga dapat
berfungsi sebagai penyaring frekuensi. Kapasitor memiliki berbagai macam
ukuran dan bentuk tergantung dari kapasitas, tegangan kerja dan faktor lainnya
yang berpengaruh. Kapasitor sering disebut juga dengan kondensator.
Fungsi
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut dengan kapasitansi atau
kapasitas. Kapasitor memiliki simbol C (Capasitor) sedangkan fungsi kapasitor
dalam menyimpan muatan listrik disimbolkan oleh F (Farad). Disimbolkan dengan
Farad karena yang menemukan kapasitor adalah Michael Faraday (1791 – 1867).
Bentuk kapasitor adalah dua buah lempengan logam yang saling sejajar dan
diantara dua lempengan tersebut terdapat bahan isolator yang disebut dengan dielektrik.
Dielektrik ini adalah bahan yang bisa mempengaruhi nilai kapasistansi
kapasitor. Bahan dielektrik pun bermacam-macam, bisa terbuat dari mika, film,
kertas, udara, gelas, vakum, keramik, dan sebagainya. Dengan adanya dielektrik
ini, kapasitor dapat dibedakan antara kapasitor yang satu dengan yang lainnya.
Fungsi
kapasitor antara lain :
Sebagai
filter atau penyaring, biasanya digunakan pada sistem radio, TV, amplifier dan
lain-lain. Filter pada radio digunakan untuk menyaring (penghambatan)
gangguan-gangguan dari luar.
Sebagai
kopling, kapasitor sebagai kopling ( penghubung ) amplifier tingkat rendah
ketingkat yang lebih tinggi.
Pada lampu
neon, fungsi kapasitor untuk penghemat daya listrik
Dalam
rangkaian antena, fungsi kapasitor sebagai pembangkit frekuensi
Diode adalah
komponen elektronika yang terdiri dari dua elektroda, yakni anoda dan katoda. Kata “dioda” adalah sebuah kata majemuk
yang berarti “dua elektroda”, dimana “di” berarti dua dan “oda” yang berarti
elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda N (katoda) dan lapisan P
(anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif. Dioda merupakan
komponen yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor. Bentuk dioda ini
sejenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda yang terbuat dari bahan
semikonduktor.
Fungsi
dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam
suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap
sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan dimana katup
akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup menuju ke depan,
sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan menuju ke
belakang. Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC
menjadi sinyal DC. Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang
Anda bisa menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah
gelombang penuh, Anda harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti
jembatan atau dengan menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center
tap (CT).
Simbol dioda
merupakan anak panah yang di depannya terdapat sebuah garis melintang. Dari
simbol ini, seharusnya sudah mewakili cara kerja dioda itu sendiri. Pada ujung
depan anak panah disebut sebagai Katoda (N = Negatif) dan di belakang anak
panah disebut dengan Anoda (P = Positif).
Yang pertama
kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar
elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam
suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat
beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari
suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Bentuk
resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan.
Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui
besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.
Kode warna
tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic
Industries Association) didalam rangkaian elektronika resistor
dilambangkan dengan angka " R "Ada beberapa jenis resistor
yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film.
Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain :
Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai
resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent
Resistor ) dan Resistor yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu
disekitarnya namanya NTC (Negative Thermal Resistance).
Transistor adalah
sebuah komponen elektronik yang bersifat semikonduktor dan dapat digunakan
sebagai penyambung, pemutus, ataupun penguat arus listrik. Transistor juga
dapat berfungsi sebagai elemen kunci dalam amplifikasi, deteksi, dan switching
untuk arus listrik. Selain itu transistor juga merupakan komponen elektronik
aktif dalam semua sistem elektronik yang mengubah daya baterai menjadi arus
listrik. Hampir di setiap jenis transistor diproduksi dalam bentuk
semikonduktor, sering kali berupa material kristal tunggal, biasanya
berbahan dari silikon. Ada beberapa jenis transistor yang sudah
diklasifikasikan berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya
(FET), keduanya memungkinkan pengaliran listrik menjadi sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki dua
macam, yaitu transistor bipolar (dikenal dengan singkatan BJT) dan field effect
(dikenal dengan singkatan FET) dimana masing-masing jenis ini bekerja secara
berbeda-beda.
Bipolar
Transistor merupakan transistor yang memiliki dua macam muatan megalirkan
arus listrik, yaitu elektron dan lubang Makanya disebut bipolar. Dalam
transistor jenis ini, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan
pembatas yang dinamakan zona depletion, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut. Transistor bipolar memiliki kategori tambahan yaitu
homojunction untuk satu jenis semikonduktor (semua silikon), dan
heterojunction yang memiliki lebih dari satu jenis semikonduktor (terutama
silikon dan silicon-germanium, Si/Si1-xGex/Si). Saat ini homojunction silikon,
biasanya disebut BJT, adalah jenis silikon yang paling umum digunakan. Namun,
kinerja tertinggi (frekuensi dan kecepatan) adalah hasil dari transistor
bipolar hetero (HBT).
Field Effect
Transistor, merupakan transistor jenis kedua yang disebut juga transistor
unipolar. Transistor jenis ini hanya menggunakan satu pembawa muatan yaitu
elektron saja atau lubang saja tergantung dari tipe FET-nya. Dalam FET,
arus listrik utama mengalir dalam satu saluran konduksi sempit dengan zona
depletion di kedua sisinya. Bandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah
basis memotong arah arus listrik utama. Dan ketebalan dari daerah perbatasan
ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah
ketebalan saluran konduksi tersebut.
Penguat pada Power – Amplifier
Kelas A
adalah amplifier yang paling linear diantara semua kelas amplifier. Sinyal
apapun yang di hasilkan oleh amplifier kelas ini adalah sesuai dengan sinyal
inputnya. Dengan kata lain Amplifier ini berbanding lurus antara input dan
outputnya. Karakteristik Amplifier Kelas A:
Perangkat
output (Transistor) mengalirkan seluruh sinyal input. Dengan kata lain,
amplifier tersebut mereproduksi seluruh gelombang amplitudo sinyal suara yang
masuk secara keseluruhan.
Amplifier ini
panas karena transistor nya bekerja terus menerus dengan tenaga penuh.
Tidak ada
kondisi dimana transistor beristirahat meski hanya sejenak, meski bukan berarti
amplifier tersebut tidak bisa dimatikan. Maksudnya adalah ada aliran listrik
konstan yang mengaliri transistor tersebut secara terus menerus (dan ini secara
tetap menghasilkan panas) yang disebut sebagai “bias”.
Amplifier
Kelas A adalah amplifier yang paling inefisien. Nilai efisiensi nya sekitar 20.
Karena
faktor-faktor itulah amplifier kelas A dianggap paling inefisien, per watt
output yang dikeluarkan, sekitar 4-5 watt terbuang sia-sia dalam bentuk panas
(disipasi panas). Pada umumnya bentuknya besar dan sangat berat bobotnya.
Karena panas, amplifier ini membutuhkan ventilasi dan pembuangan panas yang
cukup besar juga (sangat tidak ideal untuk dipasang di mobil anda dan pada
umumnya jarang di pakai oleh umum di rumah). Keuntungannya adalah amplifier ini
benar-benar menghasilkan setiap detail suara yang masuk lewat inputnya, bebas
dari distorsi.
Di dalam amplifier ini, bagian
positif dan negatif dari sinyal ditangani oleh bagian yang berbeda dari
sirkuit. Perangkat output (transistor) terus bekerja hidup dan mati. Kelas B
amplifier memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sinyal input
dari amplifier ini harus lebih besar agar bisa menjalankan transistor dengan
baik.
Hampir
merupakan kebalikan dari amplifier kelas A. Harus ada
setidaknya dua perangkat output sejenis dengan penguat ini. Bagian output
amplifier ini menjalankan dua output tersebut. Masing-masing perangkat output
tersebut menjalankan setengah panjang gelombang sinyal suara secara bergantian.
Pada waktu transistor tidak bekerja, maka tidak ada aliran listrik (bias) yang
mengaliri transistor tersebut. Setiap
perangkat output tersebut berada dalam kondisi on (hidup) selama satu setengah
kali siklus gelombang amplitudo.
Amplifier
kelas B bekerja lebih dingin daripada kelas A, tetapi dengan kekurangan
distorsi pada frekwensi-frekwensi tertentu yang ter “cross over”. Hal ini
disebabkan karena amplifier tersebut tidak bekerja penuh setiap saat
(bergantian nyala-hidup setiap amplitudo). Topologi amplifier ini adalah dengan
sistem tarik dan dorong (push-pull), satu menarik sinyal dari loudspeaker dan
yang lain mendorong sinyal audio ke loudspeaker. Hal ini membuat amplifier ini
bisa menjadi lebih murah, karena bisa menggunakan dua macam transistor yang
harganya murah daripada memakai sebuah transistor yang mahal. Sudah saya
sebutkan diatas bahwa amplifier ini membutuhkan sinyal output yang besar.
Dengan demikian sinyal audio yang masuk harus dikuatkan terlebih dahulu sebelum
masuk ke perangkat output. Karena lebih banyak sirkuit yang harus dilalui oleh
sinyal audio tersebut, sinyalnya terdegradasi (kualitasnya turun) terlebih
dahulu sebelum masuk ke perangkat outputnya
Ini adalah kompromi dari dua
kelas diatas. Amplifier kelas operasi AB memiliki beberapa keuntungan terbaik
dari Kelas A dan Kelas B built-in. Keuntungan utamanya adalah kualitas suara
sebanding dengan Kelas A dan efisiensi mirip dengan Amplifier Kelas B.
Kebanyakan amplifier modern menggunakan topologi ini. Karakteristiknya:
- Pada umumnya
Kelas AB bekerja seperti Kelas A tetapi dengan tingkat level output lebih
rendah. Sekali lagi memberikan yang terbaik dari duak Kelas amplifier (kelas A
dan B).
- Bias output
diatur sehingga arus listrik mengalir dalam perangkat output selama lebih dari
setengah siklus sinyal tetapi kurang dari seluruh siklus.
- Ada cukup
arus yang mengalir melalui masing-masing perangkat untuk tetap beroperasi
sehingga mereka merespon langsung tuntutan tegangan input.
- Pada tahap
keluaran tarik dan dorong (push-pull), ada beberapa tumpang tindih karena
setiap perangkat output membantu yang lain selama masa transisi singkat, atau
periode crossover dari positif ke negatif setengah dari sinyal tersebut.
Ada banyak
implementasi dari desain Amplifier Kelas AB ini. Non linearitas Kelas B hampir
dihilangkan tetapi sambil menghindari panas dan inefisiensi yang dihasilkan
oleh Amplifier Kelas A. Nilai efisiensi amplifier kelas AB ini sekitar 50 dan
menjadi desain kelas amplifier yang cukup populer saat ini dan dapat digunakan
di mobil maupun di rumah.
Perbedaan
penguat kelas A, AB dan B
B. SKEMA DAN LAYOUT
Pada
praktikum kali ini kita menggunakan power amplifier jenis OTL, yang mana
terdapat kapasitor pada outputnya, serta catu daya (power suply) yang digunakan
tidaklah simetris atau hanya (+) dan (-). Dan merupakan power OTL yang sangat
sederhana yang mana hanya menggunakan 3 transistor. Terdiri dari transistor TIP
31 dan TIP 32 sebagai penguat final dan transistor D438 sebagai pembalik fase.
Untuk lebih jelasnya bisa perhatikan skema berikut.
|
Skema Power Amplifier |
Dari skema
diatas langkah selanjutnya dapat kita jadikan layout menggunakan software
DipTrace atau software lainnya. Hal ini bertujuan agar komponen tertata lebih
rapi serta hemat tempat. Berikut ini
layout dari power amplifier bedasarkan skema.
|
Layout Power Amplifier Tampak BawaH |
|
Layout Power Amplifier Tampak Atas | |
C. ANALISA RANGKAIAN
Pada dasarnya
rangkaian ini bekerja dengan melakukan penguatan pada sinyal input DC baik
penguatan tegangannya maupun penguatan arus. Terdapat dua kali penguatan sinyal
yang mana akan kita bahas bersama perjalanan sinyal mulai dari input hingga
output.
Sinyal pada
pada kapasitor (elco) input senilai 4,7uF
Kapasitor
4,7uF merupakan gerbang awal bagi sinyal sinyal sebelum sinyal dikuatkan
tegangan maupun arusnya. Disini kapasitor 4,7uF merupakan filter awal bagi
sinyal input. Yang mana pada kapasitor ini tegangan DC tidak akan dapat
mengalir melalui kapasitor ini. Sehingga arus yang masuk dari input benar –
benar murni tegangan AC.
Dibawah ini
adalah simulasi hasil penyaringa terhadap sinyal input yang mana pada gambar 12
kita coba berikan tegangan AC dan pada gambar 13 adalah dengan input tegangan
DC.
|
Input AC pada kapasitor 4,7uF |
|
Input DC pada kapasitor 4,7uF |
Pada
transistor D438 yang terdapat pada power amplifier ini dikonfigurasikan secara common emitor dari
penguat kelas A. Karena pada output di kaki kolektor kemudian diumpankan ke dua
transistor final, yaitu TIP 31 dan 32.
Disekitar
transistor ini terdapat beberapa resistor yang memiliki fungsi masing terhadap
transistor D438. Yaitu resistor 22k dan 5k6, dua resistor ini berfungsi sebagai
pembagi tegangan basis (
)
untuk diumpankan (disupply) ke transistor D438. Sedangkan resistor 47 ohm
berfungsi sebagai resistor emitor (
dari transistor D438.
Pada
transistor ini input AC yang sangat kecil ditumpangkan ke tegangan DC basis
yang diperoleh dari pembagi tegangan. Dan kemudian masuk pada transistor ini.
Berikut ini
pada gambar 14 merupakan penumpangan tegangan AC pada DC. Hal ini dapat kita
lihat bahwa posisi tengah gelombang sinus tidaklah tepat pada titik nol. Ini
dikarenakan terangkat oleh tegangan DC sehingga tegangan dijumlahkan.
|
umpangan sinyal AC pada tegangan DC |
Kemudian pada
gambar 15 adalah simulasi yang menunjukkan penguatan yang terjadi pada
transistor D438.
|
Penguatan Pada D438 |
Dari simulasi
diatas dapat kita lihat bahwa terjadi penguatan yang terbalik
,
yang mana gelombang positif dikuatkan menjadi gelombang negatif dan gelombang
negatif dikuatkan menjadi gelombang positif. Dan ini merupakan karakteristik
dari penguat kelas A Common emitor seperti yang telah kita pelajar sebelumnya.
Yaitu input pada kaki basis, output dan Vcc dari kaki kolektor serta kaki
emitor digroundkan. Sehingga pada
penguatan kali ini dapat pula disebut dengan penguatan pembalik fase.
Sedangkan
besarnya penguatan adalah:
Jadi, pada
penguatan pembalik fase adalah 5,09 kali.
Pada
transistor TIP31 dan TIP32
Transistor
TIP31 dan TIP 32 di sini bekerja secara tim, yaitu dalam artian keberadaan
kedua transistor ini saling melengkapi. Transistor TIP31 yang merupakan
transistor tipe NPN bekerja pada penguatan sinyal positif, sedangkan transistor
TIP32 yang merupakan transistor tipe PNP bekerja pada penguatan sinyal negatif.
Sehingga sebuah penguatan tidak akan sempurna jika tidak ada salah satu dari
mereka. Dari ciri – ciri di atas dan skema yang ada, maka dapat kita simpulkan
bahwa penguatan ini merupakan penguat kelas AB.
Di sekitar
kedua transistor tersebut terdapat sejumlah komponen di antaranya dua buah
dioda yang berfungsi memecah sinyal menjadi sinyal positif yang kemudian
dikirimkan ke basis TIP31 dan sinyal negatif yang kemudian ke basis TIP32.
Selain itu, juga terdapat resistor 2k2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan
kepada kedua basis TIP tersebut dengan bekerja sama dengan dua dioda.
Berikut
adalah simulasi penguatan dari transistor TIP31 dan TIP32.
|
Penguatan Pada TIP31 dan TIP32 |
Dari simulasi
di atas dapat kita hitung penguatannya adalah:
Penguatan
pada TIP31 dan 32 adalah sebesar 1. Hal ini merupakan salah satu karakteristik
dari penguat kelas AB. Di mana penguatan tegangan yang terjadi adalah 1.
Kapasitor
220uF/50V
Tak ubahnya
seperti kapasitor pada input, kapasitor yang dipasang di output ini juga
berfungsi untuk memfilter tegangan yang ada. Yang mana tegangan hanya tegangan
AC yang dapat melawati kapasitor ini. Bedanya adalah dari segi sinyal yang disaring.
Jika pada kapasitor input sinyal yang
disaring adalah sinyal input yang cukup kecil. Sedangkan pada kapasitor
output yang disaring adalah sinyal output hasil penguatan. Dan pastinya sinyal
output ini lebih besar dari sinyal input, karena sebab itulah kapasitansi yang
dibutuhkan juga lebih besar.
Tegangan DC
tidak boleh keluar dari output power amplifier adalah agar tidak merusak
speaker. Dimana speaker akan rusak apabila mendapat aliran DC. Oleh sebab itu
semua power amplifier tidak boleh mengeluarkan tegangan DC termasuk rangkaian
power amplifier yang sedang kita amati ini. Untuk itulah pada power amplifier
jenis OTL membutuhkan kapasitor untuk menghilangkan tegangan DC tersebut.
Berikut ini
adalah hasil penyaringan yang dilakukan oleh kapasitor output, yang mana
channel A adalah sinyal sebelum disaring dan channel B adalah keadaan di mana
sinyal telah disaring.
|
Penyaringan pada kapasitor 220uF |
Jika kita
perhatikan tampilan dari osiloskop di atas, sinyal sebelum disaring atau masih
mengandung DC adalah gelombang yang atas sedangkan yang bawah adalah hasilnya,
jelas bahwa terjadi pemotongan sinyal DC sehingga posisi gelombang turun, dan
titik tengah dari gelombang telah kembali pada titik nol. Sehingga terciptalah
sinyal AC yang murni.
Penguatan
power ampifier secara keseluruhan
Power
amplifier adalah alat yang berfungsi untuk menguatkan daya / power. Untuk
penguatannya sendiri secara keseluruhan adalah seperti simulasi berikut:
|
Penguatan power amplifier tanpa cacat |
Pada simulasi
diatas dapat kita lihat bahwa sinyal input adalah sinyal yang kecil dengan
skala 500mV/div, sedangkan output adalah sinyal yang besar dengan skala 5V/div.
Sehingga penguatan tersebut dapat kita ukur sebagai berikut:
Jadi besar
penguatan dari power amplifier ini adalah sebesar 31,05.
Sendangkan
untuk pengukuran menggungakan input 1Vp dari function generator adalah sebagai
berikut:
|
Penguatan dengan sinyal input 1Vp. |
Sinyal output
yang dihasilkan rusak ataupun catat sinyal tik spa perih dengan sinyal input.
Sehingga input yang dimasukkan melebihi
batas maksimal yang ada, yaitu 120mV.
D. KESIMPULAN
Dari
praktikum yang sudah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut :
- Power
amplifier adalah rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan daya / power.
- Pada
praktikum kali ini power amplifier yang diamati adalah jenis OTL dimana output
menggunakan elco serta hanya terjadi dua kali penguatan.
- Elco pada
input adalah untuk menyaring agar input yang masuk benar – benar AC.
- Sedangkan
pada output adalah untuk menghilangkan tegangan AC hasil proses penguatan
sehingga aman untuk speaker.
- Transistor
D438 yang bertipe NPN terjadi penguatan berbalik fase
yang merupakan penguatan kelas A dengan
konfigurasi common emitor.
- Penguatan
yang kedua adalah menggunakan TIP31 dan TIP32 yang mana menggunkan penguatan
kelas AB.
- Penguatan
keseluruhan dari power amplifier ini adalah sekitar 31,05.
- Power
amplifier jenis ini paling cocok untuk amplifier rumahan ataupun mobil karena
penguatannya pada daya menengah.
Ijin jiplak ...
BalasHapussgt mmbantu
BalasHapusamp
BalasHapusAda skema untuk PNP Mbak
BalasHapusSudah di coba tapi suaranya kecil banget...apakah pengaruh dioda in4148 diganti dengan in4007? Penyambungan komponen sudah sesuai skema tp suarany tetap aja kecil.. Mohon solusinya gan. Thanks
BalasHapusSama bang saya juga suara nya kecil
HapusSaya sudah coba ini disekolah, hasilnya sangat memuaskan
HapusDipuji guru karena paling jernih suaranya
Bang itu maksudnya gimana sii di skematicnya elco 200uf/50v tapi di layoutnya 220uf/50v
BalasHapusBang itu maksudnya gimana sii di skematicnya elco 200uf/50v tapi di layoutnya 220uf/50v
BalasHapususe mas voltaje, al menos 18v
BalasHapusListrik yang -nya masuk ny sebelah mana gan
BalasHapusHati" jika tes dengan jack langsung ke hp..karean masih liar tidak di modif lagi itu
BalasHapusBaik sekali penjelasan nya mudah di mengerti. trimakasih
BalasHapusaq bikin gk bunyi knp ya
BalasHapustpi pakek tip 41 dan 42
Login pak dani
BalasHapus