Minggu, 13 Desember 2015

POWER AMPLIFIER


A.    DASAR TEORI
        
Penguat (Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya. Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tengangan yang lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut: G(dB)=10log(Pout/Pin)).Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya. Rangkaian Power Amplifier di bagi dalam berbagai jenis, di antarannya adalah Power Amplifier OT (Output Transformer), Power Amplifier OTL (Output Transformer Less), Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less) dan Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less).

Besarnya pengertian amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian input (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible (dB). Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.

Dalam bagian pengertian amplifier pada proses penguatannya audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting, yaitu bagian penguat signal tegangan (V) yang kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel. Masing masing transistor derdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara, sehingga pada saat ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.

Power amplifier rakitan berfungsi sebagai penguat akhir dan preamplifier menuju ke drive speaker. Pengertian amplifier pada umumnya terbagi menjadi 2, yaitu power amplifier dan integrated amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak sertai dengan tone control (volume, bass, treble), sebaliknya integrated amplifier adalah penguat akhir yang telah disertai dengan tone control.

Bagian – bagian dari rangkaian Power – Amplifier              :
  • Gain   :  fungsinya adalah untuk “menurunkan & manaikan” sinyal  yg masuk dari sebuah instrument ke amplifier. gain akan sangat berpengaruh terhadap sound dari instrument yg masuk . jika gain kita naikan karakter sound akan berubah . ada yg menjadi lebar tetapi kasar hingga Over ( di luar batas wajar ) dan sterusnya. jadi di gain ini biasanya kita menentukan kadar karakter sound kita .
  • Tone Control      :  bagian dimana berfungsi untuk mengolah sinyal suara yg masuk. kita dapat memainkan sinyal itu dengan memutar / menggeser control tone yang ada. jika tidak ada tone kontrol ini maka sinyal suara terdengar kecil atau flat biasa saja . karena tidak ada penambahan power pewarnaan suara. Di bagian inilah freqwensi suara di olah. Dengan adanya tone control kita bisa lebih mengangkat sinyal tone treble , midle , low dsb . sehingga sound itu dapat muncul dgn jelas ke permukaan sekehendak kita yg memainkannya.
  • VOLUME   :  di amplifier bass/gitar ini sering terletak diujung akhir di bagian Tone control . fungsinya adalah untuk memperbesar sinyal dari instrument yg sudah diolah preamp lalu masuk ke bagian PoweR ( Driver ) akirnya Volume bekerja sebagai : memperbesar suara dari amplifier ke speaker. Semakin besar Volume kita buka semakin kencang suara yg keluar dari speaker. begitu sebaliknya.
  • POWER AMPLIFIER   :  ini tugas paling akhir dari bagian sebuah Amplifier ! dimana tugas power ampli ( driver ) ini adalah untuk mendorong sinyal yg sudah diolah preamp untuk di teruskan ke bagian speaker . kita mengenal ada ampli 30, 40, 50, 90 , 100, 120, 200 , 300 watt dan seterusnya. Ini adalah kekuatan dari daya dorong Power tersebut, akan tetapi itu tidaklah murni , bisa dimisalkan ukuran 100 watt sudah dihitung dengan suara cacat nya. dinamakan RMS tidak cacat dan Peak suara cacat.

 Komponen Pada Power – Amplifier
  • Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang sangat penting fungsinya. Pengertian kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Selain itu, kapasitor juga dapat berfungsi sebagai penyaring frekuensi. Kapasitor memiliki berbagai macam ukuran dan bentuk tergantung dari kapasitas, tegangan kerja dan faktor lainnya yang berpengaruh. Kapasitor sering disebut juga dengan kondensator.

Fungsi kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitor memiliki simbol C (Capasitor) sedangkan fungsi kapasitor dalam menyimpan muatan listrik disimbolkan oleh F (Farad). Disimbolkan dengan Farad karena yang menemukan kapasitor adalah Michael Faraday (1791 – 1867). Bentuk kapasitor adalah dua buah lempengan logam yang saling sejajar dan diantara dua lempengan tersebut terdapat bahan isolator yang disebut dengan dielektrik. Dielektrik ini adalah bahan yang bisa mempengaruhi nilai kapasistansi kapasitor. Bahan dielektrik pun bermacam-macam, bisa terbuat dari mika, film, kertas, udara, gelas, vakum, keramik, dan sebagainya. Dengan adanya dielektrik ini, kapasitor dapat dibedakan antara kapasitor yang satu dengan yang lainnya.

Fungsi kapasitor antara lain :
Sebagai filter atau penyaring, biasanya digunakan pada sistem radio, TV, amplifier dan lain-lain. Filter pada radio digunakan untuk menyaring (penghambatan) gangguan-gangguan dari luar.
Sebagai kopling, kapasitor sebagai kopling ( penghubung ) amplifier tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi.
Pada lampu neon, fungsi kapasitor untuk penghemat daya listrik
Dalam rangkaian antena, fungsi kapasitor sebagai pembangkit frekuensi

  • Diode
Diode adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua elektroda, yakni anoda dan katoda. Kata “dioda” adalah sebuah kata majemuk yang berarti “dua elektroda”, dimana “di” berarti dua dan “oda” yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda N (katoda) dan lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif. Dioda merupakan komponen yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor. Bentuk dioda ini sejenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda yang terbuat dari bahan semikonduktor.

Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari  katup pada transmisi cairan dimana katup akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup menuju ke depan, sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan menuju ke belakang. Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah gelombang penuh, Anda harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).

Simbol dioda merupakan anak panah yang di depannya terdapat sebuah garis melintang. Dari simbol ini, seharusnya sudah mewakili cara kerja dioda itu sendiri. Pada ujung depan anak panah disebut sebagai Katoda (N = Negatif) dan di belakang anak panah disebut dengan Anoda (P = Positif).

  • Resistor 
Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.

Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R "Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative Thermal Resistance).

  • Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronik yang bersifat semikonduktor dan dapat digunakan sebagai penyambung, pemutus, ataupun penguat arus listrik. Transistor juga dapat berfungsi sebagai elemen kunci dalam amplifikasi, deteksi, dan switching untuk arus listrik. Selain itu transistor juga merupakan komponen elektronik aktif dalam semua sistem elektronik yang mengubah daya baterai menjadi arus listrik. Hampir di setiap jenis transistor diproduksi dalam bentuk semikonduktor, sering kali berupa material kristal tunggal, biasanya berbahan dari silikon. Ada beberapa jenis transistor yang sudah diklasifikasikan berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET), keduanya memungkinkan pengaliran listrik menjadi sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki dua macam, yaitu transistor bipolar (dikenal dengan singkatan BJT) dan field effect (dikenal dengan singkatan FET) dimana masing-masing jenis ini bekerja secara berbeda-beda.

Bipolar Transistor merupakan transistor yang memiliki dua macam muatan megalirkan arus listrik, yaitu elektron dan lubang Makanya disebut bipolar. Dalam transistor jenis ini, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas yang dinamakan zona depletion, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. Transistor bipolar memiliki kategori tambahan yaitu homojunction untuk satu jenis semikonduktor (semua silikon), dan heterojunction yang memiliki lebih dari satu jenis semikonduktor (terutama silikon dan silicon-germanium, Si/Si1-xGex/Si). Saat ini homojunction silikon, biasanya disebut BJT, adalah jenis silikon yang paling umum digunakan. Namun, kinerja tertinggi (frekuensi dan kecepatan) adalah hasil dari transistor bipolar hetero (HBT).

Field Effect Transistor, merupakan transistor jenis kedua yang disebut juga transistor unipolar. Transistor jenis ini hanya menggunakan satu pembawa muatan yaitu elektron saja atau lubang saja tergantung dari tipe FET-nya. Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu saluran konduksi sempit dengan zona depletion di kedua sisinya. Bandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah basis memotong arah arus listrik utama. Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan saluran konduksi tersebut.

Penguat pada  Power – Amplifier

  • Penguat Kelas A
Kelas A adalah amplifier yang paling linear diantara semua kelas amplifier. Sinyal apapun yang di hasilkan oleh amplifier kelas ini adalah sesuai dengan sinyal inputnya. Dengan kata lain Amplifier ini berbanding lurus antara input dan outputnya. Karakteristik Amplifier Kelas A:

Perangkat output (Transistor) mengalirkan seluruh sinyal input. Dengan kata lain, amplifier tersebut mereproduksi seluruh gelombang amplitudo sinyal suara yang masuk secara keseluruhan.
Amplifier ini panas karena transistor nya bekerja terus menerus dengan tenaga penuh.
Tidak ada kondisi dimana transistor beristirahat meski hanya sejenak, meski bukan berarti amplifier tersebut tidak bisa dimatikan. Maksudnya adalah ada aliran listrik konstan yang mengaliri transistor tersebut secara terus menerus (dan ini secara tetap menghasilkan panas) yang disebut sebagai “bias”.
Amplifier Kelas A adalah amplifier yang paling inefisien. Nilai efisiensi nya sekitar 20.
Karena faktor-faktor itulah amplifier kelas A dianggap paling inefisien, per watt output yang dikeluarkan, sekitar 4-5 watt terbuang sia-sia dalam bentuk panas (disipasi panas). Pada umumnya bentuknya besar dan sangat berat bobotnya. Karena panas, amplifier ini membutuhkan ventilasi dan pembuangan panas yang cukup besar juga (sangat tidak ideal untuk dipasang di mobil anda dan pada umumnya jarang di pakai oleh umum di rumah). Keuntungannya adalah amplifier ini benar-benar menghasilkan setiap detail suara yang masuk lewat inputnya, bebas dari distorsi.
  • Penguat Kelas B
Di dalam amplifier ini, bagian positif dan negatif dari sinyal ditangani oleh bagian yang berbeda dari sirkuit. Perangkat output (transistor) terus bekerja hidup dan mati. Kelas B amplifier memiliki karakteristik sebagai berikut:

Sinyal input dari amplifier ini harus lebih besar agar bisa menjalankan transistor dengan baik.
Hampir merupakan kebalikan dari amplifier kelas A. Harus ada setidaknya dua perangkat output sejenis dengan penguat ini. Bagian output amplifier ini menjalankan dua output tersebut. Masing-masing perangkat output tersebut menjalankan setengah panjang gelombang sinyal suara secara bergantian. Pada waktu transistor tidak bekerja, maka tidak ada aliran listrik (bias) yang mengaliri transistor tersebut. Setiap perangkat output tersebut berada dalam kondisi on (hidup) selama satu setengah kali siklus gelombang amplitudo.

Amplifier kelas B bekerja lebih dingin daripada kelas A, tetapi dengan kekurangan distorsi pada frekwensi-frekwensi tertentu yang ter “cross over”. Hal ini disebabkan karena amplifier tersebut tidak bekerja penuh setiap saat (bergantian nyala-hidup setiap amplitudo). Topologi amplifier ini adalah dengan sistem tarik dan dorong (push-pull), satu menarik sinyal dari loudspeaker dan yang lain mendorong sinyal audio ke loudspeaker. Hal ini membuat amplifier ini bisa menjadi lebih murah, karena bisa menggunakan dua macam transistor yang harganya murah daripada memakai sebuah transistor yang mahal. Sudah saya sebutkan diatas bahwa amplifier ini membutuhkan sinyal output yang besar. Dengan demikian sinyal audio yang masuk harus dikuatkan terlebih dahulu sebelum masuk ke perangkat output. Karena lebih banyak sirkuit yang harus dilalui oleh sinyal audio tersebut, sinyalnya terdegradasi (kualitasnya turun) terlebih dahulu sebelum masuk ke perangkat outputnya
  • Penguat Kelas AB
Ini adalah kompromi dari dua kelas diatas. Amplifier kelas operasi AB memiliki beberapa keuntungan terbaik dari Kelas A dan Kelas B built-in. Keuntungan utamanya adalah kualitas suara sebanding dengan Kelas A dan efisiensi mirip dengan Amplifier Kelas B. Kebanyakan amplifier modern menggunakan topologi ini. Karakteristiknya:
  1. Pada umumnya Kelas AB bekerja seperti Kelas A tetapi dengan tingkat level output lebih rendah. Sekali lagi memberikan yang terbaik dari duak Kelas amplifier (kelas A dan B). 
  2. Bias output diatur sehingga arus listrik mengalir dalam perangkat output selama lebih dari setengah siklus sinyal tetapi kurang dari seluruh siklus. 
  3. Ada cukup arus yang mengalir melalui masing-masing perangkat untuk tetap beroperasi sehingga mereka merespon langsung tuntutan tegangan input. 
  4. Pada tahap keluaran tarik dan dorong (push-pull), ada beberapa tumpang tindih karena setiap perangkat output membantu yang lain selama masa transisi singkat, atau periode crossover dari positif ke negatif setengah dari sinyal tersebut.
Ada banyak implementasi dari desain Amplifier Kelas AB ini. Non linearitas Kelas B hampir dihilangkan tetapi sambil menghindari panas dan inefisiensi yang dihasilkan oleh Amplifier Kelas A. Nilai efisiensi amplifier kelas AB ini sekitar 50 dan menjadi desain kelas amplifier yang cukup populer saat ini dan dapat digunakan di mobil maupun di rumah.

Perbedaan penguat kelas A, AB dan B 

B.    SKEMA DAN LAYOUT

     Pada praktikum kali ini kita menggunakan power amplifier jenis OTL, yang mana terdapat kapasitor pada outputnya, serta catu daya (power suply) yang digunakan tidaklah simetris atau hanya (+) dan (-). Dan merupakan power OTL yang sangat sederhana yang mana hanya menggunakan 3 transistor. Terdiri dari transistor TIP 31 dan TIP 32 sebagai penguat final dan transistor D438 sebagai pembalik fase. Untuk lebih jelasnya bisa perhatikan skema berikut.
Skema Power Amplifier
     Dari skema diatas langkah selanjutnya dapat kita jadikan layout menggunakan software DipTrace atau software lainnya. Hal ini bertujuan agar komponen tertata lebih rapi serta hemat tempat. Berikut ini layout dari power amplifier bedasarkan skema.  

Layout Power Amplifier Tampak BawaH
Layout Power Amplifier Tampak Atas

C.    ANALISA RANGKAIAN

     Pada dasarnya rangkaian ini bekerja dengan melakukan penguatan pada sinyal input DC baik penguatan tegangannya maupun penguatan arus. Terdapat dua kali penguatan sinyal yang mana akan kita bahas bersama perjalanan sinyal mulai dari input hingga output.
Sinyal pada pada kapasitor (elco) input senilai 4,7uF

     Kapasitor 4,7uF merupakan gerbang awal bagi sinyal sinyal sebelum sinyal dikuatkan tegangan maupun arusnya. Disini kapasitor 4,7uF merupakan filter awal bagi sinyal input. Yang mana pada kapasitor ini tegangan DC tidak akan dapat mengalir melalui kapasitor ini. Sehingga arus yang masuk dari input benar – benar murni tegangan AC.

     Dibawah ini adalah simulasi hasil penyaringa terhadap sinyal input yang mana pada gambar 12 kita coba berikan tegangan AC dan pada gambar 13 adalah dengan input tegangan DC.
Input AC pada kapasitor 4,7uF
Input DC pada kapasitor 4,7uF

Pada transistor D438  yang terdapat pada power amplifier ini dikonfigurasikan secara common emitor dari penguat kelas A. Karena pada output di kaki kolektor kemudian diumpankan ke dua transistor final, yaitu TIP 31 dan 32.

Disekitar transistor ini terdapat beberapa resistor yang memiliki fungsi masing terhadap transistor D438. Yaitu resistor 22k dan 5k6, dua resistor ini berfungsi sebagai pembagi tegangan basis ( ) untuk diumpankan (disupply) ke transistor D438. Sedangkan resistor 47 ohm berfungsi sebagai resistor emitor (  dari transistor D438.

Pada transistor ini input AC yang sangat kecil ditumpangkan ke tegangan DC basis yang diperoleh dari pembagi tegangan. Dan kemudian masuk pada transistor ini.

Berikut ini pada gambar 14 merupakan penumpangan tegangan AC pada DC. Hal ini dapat kita lihat bahwa posisi tengah gelombang sinus tidaklah tepat pada titik nol. Ini dikarenakan terangkat oleh tegangan DC sehingga tegangan dijumlahkan.

umpangan sinyal AC pada tegangan DC

Kemudian pada gambar 15 adalah simulasi yang menunjukkan penguatan yang terjadi pada transistor D438.
Penguatan Pada D438

     Dari simulasi diatas dapat kita lihat bahwa terjadi penguatan yang terbalik , yang mana gelombang positif dikuatkan menjadi gelombang negatif dan gelombang negatif dikuatkan menjadi gelombang positif. Dan ini merupakan karakteristik dari penguat kelas A Common emitor seperti yang telah kita pelajar sebelumnya. Yaitu input pada kaki basis, output dan Vcc dari kaki kolektor serta kaki emitor digroundkan. Sehingga pada penguatan kali ini dapat pula disebut dengan penguatan pembalik fase.
Sedangkan besarnya penguatan adalah:

Jadi, pada penguatan pembalik fase adalah 5,09 kali.

Pada transistor TIP31 dan TIP32
Transistor TIP31 dan TIP 32 di sini bekerja secara tim, yaitu dalam artian keberadaan kedua transistor ini saling melengkapi. Transistor TIP31 yang merupakan transistor tipe NPN bekerja pada penguatan sinyal positif, sedangkan transistor TIP32 yang merupakan transistor tipe PNP bekerja pada penguatan sinyal negatif. Sehingga sebuah penguatan tidak akan sempurna jika tidak ada salah satu dari mereka. Dari ciri – ciri di atas dan skema yang ada, maka dapat kita simpulkan bahwa penguatan ini merupakan penguat kelas AB.

Di sekitar kedua transistor tersebut terdapat sejumlah komponen di antaranya dua buah dioda yang berfungsi memecah sinyal menjadi sinyal positif yang kemudian dikirimkan ke basis TIP31 dan sinyal negatif yang kemudian ke basis TIP32. Selain itu, juga terdapat resistor 2k2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan kepada kedua basis TIP tersebut dengan bekerja sama dengan dua dioda.
Berikut adalah simulasi penguatan dari transistor TIP31 dan TIP32.
Penguatan Pada TIP31 dan TIP32

Dari simulasi di atas dapat kita hitung penguatannya adalah:


Penguatan pada TIP31 dan 32 adalah sebesar 1. Hal ini merupakan salah satu karakteristik dari penguat kelas AB. Di mana penguatan tegangan yang terjadi adalah 1.

Kapasitor 220uF/50V
Tak ubahnya seperti kapasitor pada input, kapasitor yang dipasang di output ini juga berfungsi untuk memfilter tegangan yang ada. Yang mana tegangan hanya tegangan AC yang dapat melawati kapasitor ini. Bedanya adalah dari segi sinyal yang disaring. Jika pada kapasitor input sinyal yang  disaring adalah sinyal input yang cukup kecil. Sedangkan pada kapasitor output yang disaring adalah sinyal output hasil penguatan. Dan pastinya sinyal output ini lebih besar dari sinyal input, karena sebab itulah kapasitansi yang dibutuhkan juga lebih besar.

Tegangan DC tidak boleh keluar dari output power amplifier adalah agar tidak merusak speaker. Dimana speaker akan rusak apabila mendapat aliran DC. Oleh sebab itu semua power amplifier tidak boleh mengeluarkan tegangan DC termasuk rangkaian power amplifier yang sedang kita amati ini. Untuk itulah pada power amplifier jenis OTL membutuhkan kapasitor untuk menghilangkan tegangan DC tersebut.

Berikut ini adalah hasil penyaringan yang dilakukan oleh kapasitor output, yang mana channel A adalah sinyal sebelum disaring dan channel B adalah keadaan di mana sinyal telah disaring.
 
Penyaringan pada kapasitor 220uF

Jika kita perhatikan tampilan dari osiloskop di atas, sinyal sebelum disaring atau masih mengandung DC adalah gelombang yang atas sedangkan yang bawah adalah hasilnya, jelas bahwa terjadi pemotongan sinyal DC sehingga posisi gelombang turun, dan titik tengah dari gelombang telah kembali pada titik nol. Sehingga terciptalah sinyal AC yang murni.

Penguatan power ampifier secara keseluruhan
Power amplifier adalah alat yang berfungsi untuk menguatkan daya / power. Untuk penguatannya sendiri secara keseluruhan adalah seperti simulasi berikut:
Penguatan power amplifier tanpa cacat

Pada simulasi diatas dapat kita lihat bahwa sinyal input adalah sinyal yang kecil dengan skala 500mV/div, sedangkan output adalah sinyal yang besar dengan skala 5V/div. Sehingga penguatan tersebut dapat kita ukur sebagai berikut:


Jadi besar penguatan dari power amplifier ini adalah sebesar 31,05.

Sendangkan untuk pengukuran menggungakan input 1Vp dari function generator adalah sebagai berikut:
Penguatan dengan sinyal input 1Vp.
Sinyal output yang dihasilkan rusak ataupun catat sinyal tik spa perih dengan sinyal input. Sehingga  input yang dimasukkan melebihi batas maksimal yang ada, yaitu 120mV.


D.  KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut :

  • Power amplifier adalah rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan daya / power.
  • Pada praktikum kali ini power amplifier yang diamati adalah jenis OTL dimana output menggunakan elco serta hanya terjadi dua kali penguatan.
  • Elco pada input adalah untuk menyaring agar input yang masuk benar – benar AC.
  • Sedangkan pada output adalah untuk menghilangkan tegangan AC hasil proses penguatan sehingga aman untuk speaker.
  • Transistor D438 yang bertipe NPN terjadi penguatan berbalik fase  yang merupakan penguatan kelas A dengan konfigurasi common emitor.
  • Penguatan yang kedua adalah menggunakan TIP31 dan TIP32 yang mana menggunkan penguatan kelas AB.
  • Penguatan keseluruhan dari power amplifier ini adalah sekitar 31,05.
  • Power amplifier jenis ini paling cocok untuk amplifier rumahan ataupun mobil karena penguatannya pada daya menengah.
















15 komentar:

  1. Sudah di coba tapi suaranya kecil banget...apakah pengaruh dioda in4148 diganti dengan in4007? Penyambungan komponen sudah sesuai skema tp suarany tetap aja kecil.. Mohon solusinya gan. Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama bang saya juga suara nya kecil

      Hapus
    2. Saya sudah coba ini disekolah, hasilnya sangat memuaskan
      Dipuji guru karena paling jernih suaranya

      Hapus
  2. Bang itu maksudnya gimana sii di skematicnya elco 200uf/50v tapi di layoutnya 220uf/50v

    BalasHapus
  3. Bang itu maksudnya gimana sii di skematicnya elco 200uf/50v tapi di layoutnya 220uf/50v

    BalasHapus
  4. use mas voltaje, al menos 18v

    BalasHapus
  5. Listrik yang -nya masuk ny sebelah mana gan

    BalasHapus
  6. Hati" jika tes dengan jack langsung ke hp..karean masih liar tidak di modif lagi itu

    BalasHapus
  7. Baik sekali penjelasan nya mudah di mengerti. trimakasih

    BalasHapus
  8. aq bikin gk bunyi knp ya
    tpi pakek tip 41 dan 42

    BalasHapus